BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang Masalah
Virus AIDS ditemukan dalam cairan tubuh manusia, dan paling banyak
ditemukan pada darah, cairan sperma dan cairan vagina. Pada cairan tubuh lain
juga bisa ditemukan (seperti misalnya cairan ASI) tetapi jumlahnya sangat
sedikit. Sejumlah 75-85% penularan terjadi melalui hubungan seks (5-10%
diantaranya melalui hubungan homoseksual), 5-10% akibat alat suntik yang
tercemar (terutama pada pemakai narkotika suntik), 3-5% melalui
transfusi
darah yang tercemar.
Infeksi HIV sebagian besar (lebih dari 80%) diderita oleh kelompok usia
produktif (14-49 tahun) terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita wanita
cenderung meningkat.
Infeksi pada bayi dan anak, 90% terjadi dari ibu yang mengidap HIV. Sekitar 25-35% bayi yang dilahirkan oleh Ibu pengidap HIV akan menjadi pengidap HIV, melalui infeksi yang terjadi selama dalam kandungan, selama proses persalinan dan melalui pemberian ASI. Dengan pengobatan antiretroviral pada ibu hamil trimester terakhir, risiko penularan dapat dikurangi menjadi hanya 8%.
Infeksi pada bayi dan anak, 90% terjadi dari ibu yang mengidap HIV. Sekitar 25-35% bayi yang dilahirkan oleh Ibu pengidap HIV akan menjadi pengidap HIV, melalui infeksi yang terjadi selama dalam kandungan, selama proses persalinan dan melalui pemberian ASI. Dengan pengobatan antiretroviral pada ibu hamil trimester terakhir, risiko penularan dapat dikurangi menjadi hanya 8%.
Pada awalnya dimulai dengan
penularan pada kelompok homoseksual (gay). Karena diantara kelompok homoseksual
juga ada yang biseksual, maka infeksi melebar ke kelompok heteroseksual yang
sering berganti-ganti pasangan. Pada tahap kedua, infeksi mulai meluas pada
kelompok pelacur dan pelanggannya. Pada tahap ketiga, berkembang penularan pada
istri dari pelanggan pelacur. Pada tahap keempat, mulai meningkat penularan
pada bayi dan anak dari ibu yang mengidap HIV.
- Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1.Bagaimanakah perkembangan HIV/AIDS di dunia?
2.Siapakah yang rawan terhadap virus AIDS?
3.Bagaimana pencegahan AIDS?
4. Bagaimana pandangan alkitab tentang HIV/ AIDS ? - Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui perkembangan HIV/ AIDS.
2.Untuk mengetahui siapa saja yang rentan terkena HIV/ AIDS.
3.Untuk mengetahui pencegahan HIV/ AIDS secara medis.
4. Untuk mengetahui bagaimana pandangan agama Hindu tentang HIV/AIDS.
5. Pencegahan HIV/AIDS dalam Pandangan Hindu.
.
- Manfaat Penulisan
Dengan mengetahui bagaimana perkembangan, dampak HIV/ AIDS, maka kita akan memahami betapa ganasnya virus HIV/ AIDS tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian & Penyebab Terjangkitnya AIDS
AIDS adalah sekumpulan
gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency
Virus) yang berarti virus pemusnah kekebalan tubuh. AIDS juga diartikan
gabungan bermacam-macam penyakit, gejala dan tanda-tanda yang timbul karena
adanya penurunan kekebalan tubuh. Seperti diketahui bahwa system kekebalan
tubuh adalah untuk mempertahankan tubuh dari infeksi dan penyakit. HIV yang
masuk ke dalam tubuh akan menghancurkan sel-sel darah putih yang mempunyai
peran utama dalam system kekebalan tubuh manusia. Dengan makin banyaknya sel
darah putih yang dimatikan oleh HIV, akhirnya pertahanan tubuh manusia kian
melemah sehingga tidak sanggup lagi memerangi masuknya kuman, bakteri
serta virus lainnya. Akibat selanjutnya dapat diduga bahwa penderita AIDS
tersebut akan meninggal karena penyakitnya yang parah. Pada fase lanjut, HIV
juga dapat menyerang sel otak dan susunan saraf tubuh secara langsung, sehingga
menimbulkan gangguan mental dan koordinasi tubuh.
Seperti telah diuraikan
sebelumnya virus HIV adalah salah satu penyebab terjangkitnya penyakit AIDS ke
tubuh manusia. virus HIV yang telah masuk ke tubuh manusia akan menempati
darah, air mani dan cairan vagina. Apabila salah satu dari ketiga cairan
tubuh dari orang terinfeksi HIV berhasil memasuki aliran darah orang lain yang
masih sehat maka ada kemungkinan orang yang sehat ini akan terkena virus HIV
dari orang yang sudah terinfeksi secara positif. Virus HIV mampu menembus tubuh
manusia, kalau pada tubuh seseorang terdapat luka-luka atau goresan pada kulit
tersebut. Lain halnya dengan vagina, penis, dubur dan mulut yang mempunyai
selaput lendir (mukosa), yaitu lapisan tipis yang menutupi pembuluh-pembuluh
darah di bawahnya. Lapisan itu mempermudah meresapnya virus HIV. Kalau pada
daerah vagina, penis, dubur dan mulut terdapat luka atau goresan,maka mudah
bagi virus HIV masuk ke dalam darah manusia.
B.
Cara penularan AIDS
Sebenarnya virus HIV tidak mudah
menular ke tubuh orang lain seperti halnya virus influenza. Adapun cara
penularan AIDS adalah :
- Melalui
hubungan seksual
Yang dimaksud hubungan seksual di
sini adalah hubungan yang dilakukan secara vagina, anal dan oral. Hubungan oral
adalah hubungan seksual yang menggunakan mulut sebagai pengganti vagina
mempunyai resiko lebih kecil dibandingkan hubungan vagina atau anal. Perlu
diperhatikan bahwa selama hubungan kelamin berlangsung, air mani, cairan bagina
dan kadang-kadang darah mengenai selaput lendir vagina, penis, dubur atau mulut
akibatnya HIV yang terdapat dalam cairan-cairan tersebut dapat meresap ke dalam
aliran darah. Tambahan pula kalau daerah vagina, penis, dubur atau mulut
terdapat luka atau goresan, maka HIV mudah masuk ke dalam aliran darah.
- Transfusi
darah
HIV dapat menular bila seseorang
menerima transfusi darah dari seorang donor darah yang terkena infeksi HIV.
Karena alasan ini, banyak Negara melakukan pemeriksaan secara teliti terhadap
persediaan darah sebelum ditransfusi ke tubuh orang lain. Apabila pemeriksaan
darah tidak dapat dilakukan, maka sebaiknya :
* Mengurangi atau menghindari dilakukannya transfusi
darah yang kurang perlu.
* Memilih donor darah yang tidak terinfeksi HIV atau sekurang-kurangnya mempunyai resiko rendah untuk terinfeksi HIV.
* Memilih donor darah yang tidak terinfeksi HIV atau sekurang-kurangnya mempunyai resiko rendah untuk terinfeksi HIV.
- Melalui
alat suntik atau alat tusuk lainnya
Infeksi dapat terjadi bila
seseorang diketahui atau tanpa diketahui sudah disuntik dengan jarum yang sudah
dipakai untuk menyuntik orang lain yang terinfeksi HIV. Disamping itu juga
alat-alat yang tajam seperti pisau bedah, atau jarum untuk membuat sayatan di
kulit, menyunat seseorang, membuat tato juga dapat menularkan virus HIV.
- Dari
ibu hamil yang mengidap virus HIV kepada janinnya
Bila sang ibu telah mengindap
birus HIV, maka janin yang ada di dalam rahimnya dapat terinfeksi pada saat
proses kelahiran berlangsung. Jika ibu baru terinfeksi HIV, tetapi belum
menampakkan gejala-gejala AIDS, maka kemungkinan bayi yang dikandungnya
terinfeksi 20% - 35%. Sebaliknya bila sang ibu benar-benar sudah menunjukkan
gejala-gejala AIDS yang jelas, maka kemungkinan bayinya terinfeksi HIV menjadi
50%. Yang perlu diperhatikan adalah bila bayi tersebut dilahirkan sebagai
pengindap HIV, maka usianya hanya sekitar 1-5 tahun saja.
C.
Cara mencegah HIV AIDS
adalah dengan ;
1.
Hindari Kontak dengan Darah yang terinfeksi HIV
Cara yang paling umum untuk menularkan HIV adalah melalui kontak dengan darah
dari orang yang terinfeksi HIV. Transfusi, atau kontak dengan luka, dapat
menyebabkan virus menyebar dari satu orang ke orang lain. Transmisi dengan
darah dapat dengan mudah dihindari melalui tes darah dan menghindari kontak
dengan luka jika seseorang positif terinfeksi HIV, jika Anda harus berurusan
dengan luka dari pengidap HIV/ AIDS, pastikan untuk memakai pakaian pelindung
seperti sarung tangan karet.
2.
Hati-hati dengan Jarum suntik dan peralatan Bedah
Obat infus, jarum suntik dan peralatan tato dapat menjadi sumber infeksi HIV.
Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan ketika menggunakan jarum
dan peralatan bedah:
- Jangan menggunakan kembali
Alat suntik sekali pakai.
- Bersihkan dan cuci peralatan
bedah sebelum menggunakannya
- Jika Anda ingin tato,
pastikan itu dilakukan oleh sebuah toko tato bersih dan sanitasi.
- Hindari penggunaan obat-obat
terlarang dan zat yang dikendalikan intravena.
3.
Gunakan Kondom Cara lain untuk penularan HIV adalah
melalui kontak seksual tidak terlindungi. kondom adalah baris pertama
pertahanan Anda untuk menghindari terinfeksi HIV. Hal ini sangat penting untuk
menggunakan kondom saat berhubungan seks, tidak hanya akan mengurangi
kemungkinan terinfeksi HIV, tetapi juga dapat melindungi diri dari infeksi
menular seksual lainnya. kondom Lateks adalah yang terbaik, tetapi Anda juga
dapat menggunakan kondom polyurethane. Jangan menggunakannya kembali dan
pastikan bahwa tidak ada yang rusak di hambatan saat menggunakannya.
4.
Hindari Seks Bebas HIV dan AIDS yang lebih lazim
untuk orang dengan banyak pasangan seksual. Jika Anda hanya memiliki satu
pasangan seksual, Anda secara dramatis dapat meminimalkan kemungkinan tertular
HIV atau mendapatkan AIDS. Namun itu tidak berarti bahwa Anda dapat berhenti
menggunakan kondom, Anda masih harus melakukan seks dilindungi bahkan jika Anda
setia pada pasangan seksual Anda.
Kapan dan
Dimana HIV tidak menular ?
Sesuai
hasil penelitian para medis diketahui bahwa virus HIV tidak akan menular
melalui :
- Peralatan makan , pakaian,
toilet dan lain-lain yang dipakai bersama dengan pengidap HIV;
- Berpelukan, berjabat tangan,
berciuman dengan orang yang terinfeksi HIV Hidup serumah dengan orang
yang terinfeksi HIV;
- Serangga seperti nyamuk, kupu-kupu,
tawon, dan lain-lain.
D.
Pandangan Hindu Terhadap AIDS
Sudah menjadi kodrat bagi
kehidupan di bumi bahwa suka (kesenangan,kebahagiaan), dukha (penderitaan),lara
(sakit) dan pati (kematian), tidak dapat dihindari oleh manusia, kenyataan
hidup membutuhkan, beberapa orang mengenyam kebahagiaan dalam hidupnya,namun di
pihak lain tidak sedikit orang mengalami penderitaan. Termasuk banyak orang
menderita karena penyakit AIDS.
Di dalam ajaran Hindu dijelaskan
bahwa sesungguhnya hampir tidak ada peristiwa/hal yang terjadi di jagad raya
ini, lepas/terbebas dari hukum “Karma Phala” (sebab akibat). Setiap peristiwa
yang terjadi (akibat) jelas dikarenakan/diakibatkan oleh satu “penyebab”,
sebaliknya “sebab” (dikehendaki atau tidak) niscaya akan ada akibatnya. Semua
ini tak dapat dihindari, sebab demikianlah dititahkan oleh Sang Pencipta
(Tuhan), sebagaimana dapat dikaji dari nilai-nilai tersurat dalam Sloka
Sarasamuccaya ,Sloka 7,berikut ini :
Karmabhumiriya bhahman, Phalabhumirasau mata Iha yat kurute karma tat, paratropabhujyate
Karmabhumiriya bhahman, Phalabhumirasau mata Iha yat kurute karma tat, paratropabhujyate
Artinya :
Sebab kelahiran sebagai manusia
sekarang ini akibat baik atau buruknya karma itu juga yang akhirnya dinikmati
karma phala itu.Maksudnya baik buruk perbuatan itu sekarang akhirnya terbukti
hasilnya, selesai menikmati menjelmalah ia kembali, mengikuti sifat karma
phala. Wasana berarti sengsara, sisa-sisa yang ada dari bau sesuatu yang
tinggal bekas-bekasnya saja, itulah yang diikuti sebagai pribahasa, kelahiran
dari surga (swarga cyuta), kelahiran dari neraka (neraka cyuta) baik buruk
karma itu di surga, tanda ada pahalanya. Karena itu pergunakanlah
sebaik-baiknya hidup ini untuk melakukan perbuatan baik
Bertolak dari kajian di atas maka
dapat dinyatakan bahwa adanya berbagai penyakit, termasuk AIDS pun, tentunya
menerima ciptaan Tuhan sebagai Maha Pencipta. Dalam kaitan pembahasan penyakit
sebagaimana tersebut di atas perlu kita cermati Sarasamuccaya, Sloka
30,berikut ini :
Pura cari ramantako bhinakti, Rogasarathih Prasahya jiwitaksaye cubham, Mahat samaharet
Pura cari ramantako bhinakti, Rogasarathih Prasahya jiwitaksaye cubham, Mahat samaharet
Artinya :
Sebab yang disebut kematian,
segala macam penyakit itu merupakan pengemudinya, yang menyebabkan hidup itu
berkurang, jika sudah kurang usia hidup datanglah maut, karena itu jangan lupa
supaya diusahakan berbuat baik yang akan mengantarkanmu ke asal mulamu.
Berdasarkan “Sloka” atau
ayat tersebut jelaslah bahwa penyakit dimaksud diadakan ke dunia oleh Sang
Pencipta untuk maksud tertentu dan juga disebabkan oleh sebab-sebab tertentu. Sebab-sebab
tersebut pada hakekatnya dikarenakan oleh unsur manusia sendiri terutama oleh
kelalaian atau pelanggarannya atas hukum-hukum kehidupan yang telah ditentukan
oleh Tuhan. Justru untuk memberikan peringatan atau bahkan ganjaran kepada
prilaku-prilaku manusia yang melanggar norma-norma hidup di jagad raya
ini.
Kemungkinan –kemungkinan untuk
adanya pelanggaran norma tersebut tadi dapat saja terjadi , mengingat manusia
memang diberi kekuasaan dalam hal-hal tertentu oleh Tuhan untuk berpikir dan
mengembangkan kehidupannya guna mencapai tujuan hidupnya.
Dalam keleluasaan itulah,
sekaligus terdapat peluang adanya variasi/yang bahkan terkadang berkategori
Asubha Karma atau yang dalam hidup keseharian disebut dengan penyimpangan
hidup. Kemungkinan timbulnya penyimpangan itulah yang telah diantisipasi oleh
Sang Pencipta dengan memberikan konsekwensi terhadap penyimpangan tadi berupa
“penyakit”. Tentunya diharapkan dengan penyakit-penyakit tersebut dalam diri
manusia akan timbul rasa takut untuk melanggar norma-norma hidup yang telah
digariskan. Demikian pula bagi yang terlanjur membuat kekeliruan dengan ancaman
(penyakit) tersebut, yang bersangkutan dapat menjadi jera atau kapok.
Walaupun sampai saat ini penyakit
AIDS belum ditemukan obatnya, kita tidak boleh menyerah begitu saja, paling
tidak kita harus berupaya untuk menghadapinya dan berusaha menyelamatkan tubuh
kit aini, yang merupakan anugrah Tuhan yang paling berharga dalam rangka
mencapai tujuan hidup kita. Berkenan dengan hal tersebut, Weda menyatakan ”
Dharmartha kama moksanam sariram sadanam ” yang artinya tubuh (mu) itu
adalah sadana/sarana untuk meraih tujuan(mu) berupa dharma, artha, kama dan
moksha.
Menyadari peranan tubuh
yang demikian penting,maka kita(yang belum sakit) perlu waspada agar tidak
terjangkit. Demikian pula yang telah dinyatakan positif mengidap AIDS, agar
bisa menerima dengan jiwa besar,serta mencari upaya penanggulangan lewat
petunjuk weda dan vidya (pengetahuan). Bukankah kesehatan selalu tampak lebih
berharga setelah kita kehilangannya demikian pesan para bijak.
E.
Pencegahan
HIV/AIDS dalam Pandangan
Hindu
Di dalam ajaran Hindu dijelaskan bahwa sesungguhnya semua yang
ada; peristiwa/hal yang terjadi di dunia ini tidak terlepas dari hukum
karmapala (sebab-akibat). Suatu peristiwa yang terjadi jelas disebabkan oleh
suatu akibat, sebaliknya sebab (dikehendaki atau tidak) niscaya akan ada
akibatnya. Semua ini tidak dapat dihindari
Berkaitan dengan tersebarnya
berbagai penyakit termasuk AIDS tidak terlepas dari karma manusia itu sendiri
di dunia. Di mana manusia kurang mampu mengendalikan kama/mengendalikan diri
dari perilaku seks bebas. Di dalam ajaran Hindu mereka yang tidak mampu
mengendalikan kama yang merupakan salah satu dari enam musuh yang ada dalam
diri manusia maka ia akan tenggelam dalam naungannya. Kama artinya memenuhi
nafsu seks. Apabila dilakukan dengan tidak mengindahkan etika maka sebagai
karma dari perilaku ini akan tersebarlah penyakit tersebut.
Tujuan hidup ke dunia ini
sesungguhnya untuk memperbaiki karma buruk menjadi karma baik (adharma menjadi
dharma). Berbuat baiklah sebanyak-banyaknya agar perbuatan baik itu mampu
melebur perbuatan buruk. Tentunya berbuat baik dilakukan sejak muda, karena
masa muda mempunyai kesempatan lebih banyak untuk berbuat baik termasuk bagaimana
melakukan hubungan seks agar terhindar dari penyakit ini. Kesalahan di masa
lalu yang berperilaku memenuhi kama saja sehingga terkena penyakit mematikan
tersebut merupakan pengemudi datangnya maut. Sehingga semua kesempatan berbuat
baik berkurang bahkan hilang sama sekali karena semua kehidupan digunakan untuk
menanggung akibat penyakit ini. Artinya karma baik akan berakibat baik, karma
buruk akan berakibat buruk. Karena di mana dan apa yang diperbuat hasilnya
selalu menyertai di dalam perbuatan itu; apakah hasilnya buruk atau baik sangat
tergantung yang mana dilakukan oleh si pelaku itu sendiri.
Bagi seorang brahmacari ada dua
hal yang mesti ditekankan yaitu swadharma dan pantangan/brata.
Swadharma/kewajiban ketika belajar dan brata sebagai pengendalian perbuatan.
Sesuai swadharmanya seorang brahmacari mempunyai tugas belajar untuk menguak
tabir awidya (kegelapan) yang menyelimuti dirinya. Jadi semua aktivitas yang
dilaksanakan oleh seorang brahmacarin, hendaknya diarahkan menjadi upaya
mencerdaskan diri. Di dalam Yoga Sutra Pantanjali diuraikan bahwa bagi
brahmacari pantangan melakukan hubungan seks. Tujuannya agar potensi seks dapat
diubah menjadi Ojassakti naik ke Adnyacakra yang membuat pikiran menjadi cerdas
serta tidak tergodanya brata di dalam memusatkan pikiran kepada Tuhan, demikian
juga ketika sedang belajar.
BAB III
KESIMPULAN
AIDS
adalah sekumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang berarti virus pemusnah kekebalan tubuh. Cara
penulran HIV/AIDS Melalui hubungan
seksual, Transfusi darah,
Melalui alat suntik atau alat tusuk
lainnya, Dari ibu hamil yang
mengidap virus HIV kepada janinnya. Untuk mencegah penyakit HIV/AIDS yaitu dapat
dicegah dengan cara hindari Kontak dengan Darah yang terinfeksi HIV, Hati-hati dengan Jarum suntik dan
peralatan Bedah Obat infus, Gunakan Kondom bila berhubungan
sek dan hindari pergaulan sek bebas.
Sebagai
kesimpulan, Hindu memandang bahwa HIV/AIDS ada didunia ini dimaksudkan sebagai
rem/pengendali perilaku manusia terutama yang cenderung akan menyimpang
dari dharma (kebaikan/kebajikan/moralitas). Adharma atau perbuatan
yang tidak baik yang bertentangan dengan agama hendaknya dihindari
sehingga tujuan hidup didunia yaitu Catur Purusa Artha dapat tercapai.
Dalam
pandangan agama Hindu pencegahan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan menjaga masa
remaja, ibarat ilalang yang masih muda ujungnya sedang tajam, hendaknya
dipelihara dan diasah terus-menerus agar semakin tajam. Dengan tidak melakukan
hubungan seks pada masa ini merupakan salah satu upaya terhindar dari penyakit
AIDS ini.
SARAN
Semoga
pembelajaran tentang penyakit HIV/AIDS ini dapat bermanfaat bagi semua orang
dan kita bisa menjaga kesehatan dengan baik tanpa terjerumus kedalam pergaulan
sek bebas serta tetap taat pada agama dan rajin senbahyang dan berdoa agar
selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Sesuai dengan pandangan agama hindu
bahwa setiap perbuatan pasti ada karma phalanya, maka kita sebagai umat
beragama kita harus berbuat baik pada semua ciptaannya
DAFTAR
PUSTAKA
1. Kajeng, I Nyoman dkk, 2003,
Sarasamuscaya, Paramita , Surabaya.
2. Tim Penyusun,2003, Pencegahan
dan Penangulangan AIDS Menurut Pandangan Hindu, Depag RI, Jakarta.
3. Yatim, Danny Irawan, Dialog
Seputar AIDS, Grasindo,Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar