Senin, 08 Juni 2015

URAIAN MATERI VITAL SIGN

URAIAN MATERI

A.    MENGUKUR SUHU

1.   Deskripsi
Menurut Johnson dan Taylor (2005) suhu tubuh adalah keseimbangan antara panas yang diperoleh dan panas yang hilang. Nilai normal suhu tubuh menurut Dubois (1948) dalam Johnson dan Taylor ( 2005 ) antara 35,8°-37°  C. Perubahan suhu tubuh yang konstan perlu selalu dipertahankan sebab terjadinya kenaikan suhu tubuh menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan dan disertai dengan peningkatan frekuensi detak jantung. Setiap peningkatan suhu tubuh 1°C terjadi peningkatan frekuensi nadi sekitar 20 kali denyut per menit(Gould,1994: Johnson dan Taylor,2005). Apabila terjadi kenaikan suhu tubuh mencapai 40,5° C mulai terjadi kerusakan sel. Bila melebihi 42°C menyebabkan disfungsi otak, koma, kolaps. Sebaliknya bila terjadi penurunan suhu akan terjadi keletihan dan aktivitas tidak akan terkoordinir, kehilangan kesadaran sampai kematian.Penyebab kenaikan suhu tubuh, antara lain variasi diurnal, siklius mestruasi, digesti, laju metabolism tubuh, mandi hangat, demam, penggunaan anastesi umum, alcohol, dan adanya infeksi kuman.
2.   Macam – macam pengukuran suhu
a.   Mengukur suhu oral
1)   Definisi
Mengukur suhu badan dengan menggunakan thermometer yang ditempatkan di mulut.
2)   Tujuan
Mengetahui suhu klien untuk menentukan tindakan dan diagnose
3)   Persiapan alat
a)      Thermometer air raksa
b)      Larutan sabun, desifektan, air bersih dalamtempatnya
c)      Sarung tangan
d)     Tissue
e)      Bengkok
f)       Buku catatan dan alat tulis
4)   Prosedur
a)      Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
b)      Mendekatkan alat kesamping klien
c)      Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
d)     Menempatkan thermometer di bawah lidah klien dalam kantung sub lingual lateral ke tengah rahang bawah
e)      Meminta klien menahan thermometer dengan bibir  terkatup  dan hindari pengigitan. Bila klien tidak mampu menahan thermometer dalam mulut maka pegangi thermometer.
f)       Biarkan thermometer di tempat tersebut :
(1)   Thermometer air raksa : 2-3 menit
(2)   Thermometer digital : sampai sinyal terdengar
g)      Keluarkan thermometer denganm hati-hati
h)      Lap thermometer  memakai tissue dengan gerakan memutar dari atas kearah reservoir, kemudian buang tissue di bengkok
i)        Baca air raksa atau digitnya
j)        Menurunkan tingkat air raksa/ mengembalikan thermometer digital keskala awal
k)      Mengembalikan thermometer pada tempatnya
l)        Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
m)    Mendokumentasikan hasil tindakan.

b.      Mengukur suhu rectal
1)      Definisi
Mengukur  suhu badan dengan menggunakan thermometer yang ditempatkan di rectal.
2)      Tujuan
Mengetahui suhu badan klien untuk menentukan tindakan dan membantu menegakkan diagnose.

3)      Persiapan alat
a)      Thermometer air raksa/ thermometer elektrik siap pakai
b)      Larutan sabun, desifektan, air bersih dalam tempatnya
c)      Vaselin/ pelumas larut air
d)     Sarung tangan
e)      Tissue
f)       Bengkok
g)      Buku catatan dan alat tulis.
4)      Prosedur
a)      Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
b)      Mendekatkan alat ke samping klien
c)      Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
d)     Memasang tirai atau menutup gorden/ pintu ruangan
e)      Membuka pakaian bagian bawah
f)       Mengatur posisi klien
(1)   Dewasa : sim atau miring dan kaki sebelah atas tekuk ke arah perut
(2)   Bayi / anak : tengkurap/ terlentang
g)      Melumasi ujung thermometer dengan vaselin sekitar 2,5-3,5 cm untuk orang dewasa dan 1,2-2,5 cm untuk bayi/anak-anak
h)      Membuka anus dengan menaikkan bokong atas dengan tangan kiri ( untuk orang dewasa). Bila bayi tengkurap di tempta tidur, regangkan kedua bokong dengan jari-jari
i)        Minta klien menarik nafas dalam dan masukkan thermometer secara perlahan ke dalam anus sekitar 3,5 cm pada orang dewasa dan 1,2-2,5 pada bayi
j)        Pegang thermometer ditempanya selama 2-3 menit (orang dewasa) dan 5 menit (untuk anak-anak)
k)      Keluarkan thermometer dengan hati-hati
l)        Lap thermometer memakai tissue dengan gerakan memutar dari atas kearah reservoir, kemudian buang tissue di bengkok
m)    Baca air raksa atau digitnya
n)      Melap area anal untuk membersihkan pelumas atau faeces dan merapikan klien
o)      Membersihkan thermometer air raksa
p)      Menurunkan tingkat air raksa/ mengembalikan thermometer digital keskala awal
q)      Mengembalikan thermometer pada tempatnya
r)       Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
s)       Mendokumentasikan hasil tindakan.   

c.       Mengukur suhu aksila
1)      Definisi
Mengukur suhu badan dengan menggunakan thermometer yang ditempatkan di ketiak/aksila.
2)      Tujuan
Mengetahui suhu badan klien untuk menentukan tindakan dan membantu menegakkan diagnose.
3)      Persiapan alat
a)      Thermometer air raksa/ thermometer elektrik siap pakai
b)      Larutan sabun, desinfektan, air bersih dalam tempatnya
c)      Sarung tangan
d)     Tissue
e)      Bengkok
f)       Buku catatan dan alat tulis.

4)      Prosedur 
a)      Menjelaskan kepada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
b)      Mendekatkan alat ke samping klien
c)      Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
d)     Memasang tirai atau menutup gorden/ pintu ruangan
e)      Membantu klien untuk duduk atau posisi berbaring terlentang. Buka pakaian pada lengan klien
f)       Menempatkan thermometer ke tengah ketiak, turunkan lengan dan silangkan lengan bawah klien
g)      Biarkan thermometer ditempat tersebut :
(1)   Thermometer air raksa 5-10 menit
(2)   Thermometer digital : sampai sinyal terdengar
h)      Keluarkan thermometer dengan hati-hati
i)        Lap thermometer memakai tissue dengan gerakan memutar dari atas kea rah reservoir, kemudian buang tissue di bengkok
j)        Baca air raksa atau digitnyamembantu klien merapikan bajunya
k)      Menurunkan tingkat air raksa/ mengembalikan thermometer digital keskala awal
l)        Mengembalikan thermometer pada tempatnya
m)    Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
n)      Mendokumentasikan hasil tindakan   

3.   Membersihkan thermometer
a.       Tujuan
Mencegah penyebaran mikroorganisme.
b.      Persiapan alat
1)      Larutan sabun dalam tempatnya
2)      Larutan desinfektan 5 % dalam tempatnya
3)      Air bersih dalam tempatnya
4)      Tissue dalam tempatnya
5)      Thermometer habis pakai
6)      Bengkok

c.       Prosedur
1)      Memegang thermometer dengan tangan kiri dan ambil tissue kemudian basahi dengan air sabun
2)      Lap thermometer memakai tissue tersebut dengan gerakan memutar dari atas ke arah reservoir
3)      Tissue yang telah dipakai dibuang dalam bengkok
4)      Masukkan thermometer dalam larutan desinfektan 5 % selama 3 menit
5)      Lap dengan tissue dari atas kearah reservoir. Buang tissue yang kotor
6)      Masukkan thermometer kedalam air bersih
7)      Mengeringkan thermometer dengan tissue dengan cara memutar  dari reservoir ke atas, buang tissue yang kotor
8)      Menurunkan air raksa dan menyimpan thermometer ditempatnya
9)      Mencuci tangan


B.     MENGHITUNG DENYUT NADI

1.   Deskripsi
Denyut nadi adalah pelebaran dan recoil arteri elastis berirama pada saat ventrikel memompakan darah kedalam sirkulasi. Nadi teraba diseluruh bagian tubuh tempat arteri dapat dipalpasi diatas bagian yang keras, biasanya tulang. Pengkajian nadi meliputi frekuensi, volume, dan keteraturan. Nadi yang lambat atau cepat mengindikasikan perubahan dalam jumlah darah yang dipompakan. Pengkajian nadi yang paling sering dilakukan adalah pada arteri radialis, karena tempat ini mudah dijangkau. Bila pada pemeriksaan terjadi ketidaksesuaian antara denyut jantung dan arteri perifer maka dapat dilakukan pengukuran keduanya secara bersamaan.
a.          Definisi menghitung denyut nadi :
Menghitung frekuensi denyut nadi dalam satu menit
b.         Tujuan :
1)      Menghitung denyut nadi dalam satu menit
2)      Mengetahui keadaan umum klien
3)      Mengetahui integritas system kardiovaskuler
4)      Mengetahui perkembangan jalannya penyakit
c.          Persiapan alat
1)      Arloji dengan jarum detik atau layar digital
2)      Buku catan dan alat tulis
d.         Prosedur kerja :
1)   Menjelasakan tindakan yang akan dilakukan
2)   Mendekatkan alat
3)   Mencuci tangan
4)   Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
5)   Meraba arteri denyut nadi selama 1 menit penuh
6)   Mencatat hasil pemeriksaan
7)   Merapikan pasien
8)   Membereskan alat
9)   Mencuci tangan. 

C.    MENGUKUR TEKANAN DARAH

1.         Definisi Tekanan Darah.
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung darah (dan pembuluh Ethel, 2003: 238).

2.         Asal Tekanan Darah.
Aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong darah melewati pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui system pembuluh tertutup karena ada perbedaan tekanan atau gradien tekanan antara ventrikel kiri dan atrium kanan.
a.       Tekanan ventrikular kiri berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai serendah 0    mmHg saat diastole.
b.      Tekanan aorta berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai serendah 80 mmHg saat diastole. Tekanan diastolik tetap dipertahankan dalam arteri karena efek lontar balik dari dinding elastis aorta. Rata-rata tekanan aorta adalah 100 mmHg.
Perubahan tekanan sirkulasi sistemik. Darah mengalir dari aorta (dengan tekanan 100 mmHg) menuju arteri (dengan perubahan tekanan dari 100 ke 40 mmHg) ke arteriol (dengan tekanan 25 mmHg di ujung arteri sampai 10 mmHg di ujung vena) masuk ke vena (dengan perubahan tekanan dari 10 mmHg ke 5 mmHg) menuju vena cava superior dan inferior (dengan tekanan 2 mmHg) dan sampai ke atrium kanan (dengan tekanan 0 mmHg) (Ethel, 2003: 238).

3.      Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah
a.       Curah jantung
Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya).
b.      Tekanan Perifer terhadap tekanan darah
Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu :
1)      Viskositas darah.
Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas : pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.
2)       Panjang pembuluh
Semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap aliran darah.
3)      Radius pembuluh
Tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius pembuluh sampai pangkat keempatnya
a)         Jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada fase dilatasi, maka aliran darah akan meningkat enambelas kali lipat. Tekanan darah akan turun.
b)         Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada vasokontriksi, maka tahahan terhadap aliran akan meningkat enambelas kali lipat dan tekanan darah akan naik.
4)      Karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan, maka perubahan dalam tekanan darah didapat adri perubahan radius pembuluh darah (Ethel, 2003: 238-239).


4.      Pengaturan Tekanan Darah
a.       Pengaturan saraf
Pusat vasomotorik pada medulla otak mengatur tekanan darah. Pusat kardiokselerator dan kardio inhibitor mengatur curah jantung.
1)  Pusat vasomotorik
a)      tonus vasomotorik merupakan stimulasi tingkat rendah yang terus menerus pada serabut otot polos dinding pembuluh. Tonus ini mempertahankan tekanan darah melalui vasokontriksi pembuluh.
b)      Pertahanan tonus vasomotorik ini dilangsungkan melalui impuls dari serabut saraf vasomotorik yang merupakan serabut eferen saraf simpatis pada sistem saraf otonom.
c)      Vaso dilatasi biasanya terjadi karena pengurangan impuls vasokonstriktor. Pengecualian hanya terjadi pada pembuluh darah di jantung dan otak.
(1)         Pembuluh darah di jantung dan otak memilki reseptor-reseptor beta adrenergik, merespon epinefrin yang bersirkulasi dan yang dilepas oleh medulla adrenae.
(2)         Mekanisme ini memastikan suplai darah yang cukup untuk organ-organ vital selama situasi menegangkan yang menginduksi stimulasi saraf simpatis dan vasokontriksi di suatu tempat pada tubuh.
(3)         Stimulasi parasimpatis menyebabkan vasodilatasi pembuluh hanya di beberapa tempat; misalnya, pada jaringan erektil genetalia dan kelenjar saliva tertentu.
1)      Pusat akselerator dan inhibitor jantung serta baroreseptor aorta dan karotis, yang mengatur tekanan darah melalui SSO.

b.   Pengaturan kimia dan hormonal
Ada sejumlah zat kimia yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tekanan darah. Zat tersebut meliputi :
1)      Hormon medulla adrenal (norepineprin termasuk vasokonstriktor)
epinefrin dapat berperan sebagai suatu vasokonstriktor atau vasodilator, bergantung
pada jenis reseptor otot polos pada pembuluh darah organ.
2)  Hormon antidiuretik (vasopresin) dan oksitosin yang disekresi dari kelenjar hipofisis posterior termasuk vasokontriktor.
3)  Angiotensin adalah sejenis peptida darah yang dalam bentuk aktifnya termasuk salah satu vasokontriktor kuat.
4)  Berbagai angina dan peptide seperti histamin, glukagon, kolesistokinin, sekretin, dan bradikinin yang diproduksi sejumlah jaringan tubuh, juga termasuk zat kimia vasoaktif.
5)  Prostaglandin adalah agens seperti hormone yang diproduksi secara local dan mampu bertindak sebagai vasodilator atau vasokonstriktor (Ethel, 2003: 239).

5.       Pengukuran Tekanan Darah Arteri Sistolik dan Diastolik
a.  Tekanan darah diukur secara tidak langsung melalui metode auskultasi dengan menggunakan sfigmomanometer :
1)         Peralatannya terdiri dari sebuah manset lengan untuk mengehentikan aliran darah arteri brakial, sebuah manometer raksa untuk membaca tekanan, sebuah bulb pemompa manset untuk menghentikan aliran darah arteri brakial, dan sebuah katup untuk mengeluarkan udara dari manset.
2)         Sebuah stetoskop dipakai untuk mendeteksi awal dan akhir bunyi Karotkoff, yaitu bunyi semburan darah yang melalui sebagian pembuluh yang tertutup. Bunyi dan pembacaan angka pada kolom raksa secara bersamaan merupakan cara untuk menentukan tekanan sistolik dan diastolik.
b. Tekanan darah rata-rata pada pria dewasa muda adalah sistolik 120 mmHg dan diastolic 80 mmHg, biasanya ditulis 120/80. Tekanan darah pada wanita dewasa muda, baik sistolik maupun diastolic biasannya lebih kecil 10 mmHg dari tekanan darah laki-laki dewasa muda (Ethel, 2003: 240).
c.  Tekanan darah arteri adalah tekanan darah lateral yang disebabkan oleh volume darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan darah merupakan hasil curah jantung dan pembuluh darah tepi. Tekanan darah bergantung pada volume darah yang diejedinding erteri, ksikan, kecepatan, distensibilitas, viskositas darah, dan tekanan di dalam pembuluh setelah ejeksi terakhir.
d.  Tekanan darah sistolik merupakan puncak tekanan di dalam arteri yang diatur oleh isi sekuncup dan kelenturan pembuluh darah. Tekanan darah diastolik merupakan tekanan darah di dalam arteri dan bergantung pada tahanan perifer. Perbedaadan diastolik dan tekanan sistolik adalah tekanan nadi.

Tekanan darah pada lengan kanan biasanya 5-10 mmHg lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan darah pada lengan kiri. Sedangkan tekanan darah di tungkai biasanya 15-20 mmHg lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan darah pada lengan , meskipun dengan berbaring. Hal ini sebagian berkaitan dengan hukum Poisuille, yang pada intinya menyatakan tahanan total pembuluh darah yang dihubungkan secara parallel lebih besar daripada tahanan satu pembuluh darah besar. Tekanan darah di dalam aorta lebih kecil dibandingkan tekanan darah di dalam cabang-cabang arteri ekstremitas bawah.
Tekanan darah sangat bervariasi, bergantung pada tingkat eksitasi pasien, tingkat aktivitas, kebiasaan merokok, nyeri, distensi kandung kemih atau pola diet. Selama pernapasan tenang biasanya terjadi penurunan tekanan sistolik sampai 10 mmHg  pada waktu inspirasi.

6.         Prinsip Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah dapat diukur secara langsung dengan kateter intra-arterial atau secara tidak langsung dengan sfigmomanometer. Sfigmomanometer terdiri dari kantung karet yang dapat digembungkan di dalam suatu penutup kain, bola karet untuk memompa kantong dan manometer untuk mengukur tekanan di dalam kantong karet.
Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung meliputi deteksi timbul dan hilangnya bunyi Korotkoff secara auskultasi di atas arteri yang ditekan. Bunyi Korotkoff adalah bunyi yang bernada rendah yang berasal dari dalam pembuluh darah yang berkaitan dengan turbulensi yang dihasilkan dengan menyumbat arteri secara parsial dengan manset tekanan darah.
Ada beberapa fase yang terjadi secara berurutan ketika tekanan penyumbat turun:
a.          Fase I terjadi bila tekanan penyumbat turun sampai tekanan darah sistolik, suara mengetuknya jelas dan berangsur-angsur intensitasnya meningkat ketika tekanan penyumbat turun.
b.         Fase II terjadi pada tekanan kira-kira 10-15 mmHg di bawah fase I dan terdiri dari suara mengetuk yang diikuti dengan bising.
c.          Fase III terjadi bila tekanan penyumbat turun cukup banyak sehingga sebagian besar volume darah dapat mengalir melalui arteri yang tersumbat sebagian. Bunyinya serupa dengan bunyi pada fase II, kecuali ketika hanya terdengar bunyi ketukan.
d.         Fase IV terjadi bila intensitas suara tiba-tiba melemah ketika tekanan mendekati tekanan darah diastolik.
e.          Fase V terjadi bila bunyi sama sekali menghilang , pembuluh darah tidak tertekan lagi oleh manset penyumbat , dan sekarang tidak ada lagi aliran turbulensi.

Tekanan darah normal orang dewasa sampai 140 mmHg untuk sistolik dan 95 mmHg untuk diastoliknya. Titik hilangnya bunyi Korotkoff mungkin lebih cepat ketimbang titik meredupnya untuk penentuan tekanan diastolik. Akan tetapi jika titik hilangnya lebih dari 10 mmHg dari titik meredup, titik meredup mungkin lebih akurat. Pencatatan titik meredup dan menghilangnya bunyi ini sering membantu komunikasi. Sehingga tekanan darah dapat dicatat dengan 125/76-65 mmHg. Tekanan darah sistolik 125 mmHg , titik meredup 75 mmHg, menghilang 65 mmHg  yang disebut sebagai tekanan darah diastolik.
Ukuran manset penting untuk menentukan tekanan darah yang tepat. Manset ini harus dilingkarkan dengan sempit di sekeliling lengan dengan tepi bawah 2,5 cm di atas fosa antekubiti. Manset ini sebaiknya 20% lebih lebar daripada diameter ekstremitas dan kantong karet harus terletak di atas arteri. Pemakaian manset yang terlalu kecil untuk lengan berukuran besar akan menghasilkan pengukuran tekanan darah yang lebih tinggi daripada sebenarnya.
Pada pengukuran tekanan darah kita akan mengenal istilah celah auskultasi yaitu keadaan bening yang disebabkan oleh lenyapnya bunyi Korotkoff setelah muncul untuk pertama kali dan timbulnya kembali bunyi ini pada tekanan yang lebih rendah. Celah auskultasi ada sewaktu terjadi penurunan aliran darah ke ekstremitas, seperti ditemukan pada hipertensi dan stenosis aorta. Kepentingan klinis ini adalah tekanan darah sistolik dapat ditemukan secara keliru pada tingkat yang lebih rendah, yaitu titik timbulnya kembali bunyi Korotkoff. Untuk meyakinkan pemeriksaan tekanan sistolik dapat pula dibandingkan dengan pengukuran tekanan darah secara palpasi.

7.      Teknik Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan pasien berbaring terlentang yang nyaman. Kantong manset diletakkan di atas arteri brakhialis kanan. Jika lengannya terlalu gemuk, pakailah manset paha. Lengan sedikit difleksikan dan disokong kira-kira setinggi jantung. Pengukuran tekanan darah secara palpasi ini seperti diuraikan di atas untuk menentukan tekanan sistolik secara memadai dan untuk  menyingkirkan permasalahan karena adanya celah auskultasi, sebaiknya tekanan darah mula-mula diperiksa dengan cara palpasi.
Menurut prosedur ini, arteri brakhialis atau radialis kanan dipalpasi sementara manset dipompa di atas tekanan darah yang diperlukan untuk menghilangkan denyut nadi. Sekrup yang dapat diputar dibuka perlahan untuk mengurangi tekanan di dalam kantong karet secara lambat. Tekanan sistolik dikketahui dengan timbulnya kembali denyut brachial. Segera setelah denyut teraba, sekrup itu dibuka untuk mengurangi  tekanan kantong karet dengan cepat. Ini adalah tekanan darah sistolik.
Hamil menyebabkan peningkatan volume darah, curah jantung dan frekuensi jantung. Tekanan turun pada kehamilan trimester I meningkat sejak pertengahan kehamilan samapi titik maksimal pada trimester III.
Teknik untuk mendapatkan yang akurat :
a.          Posisi lengan sejajar jantung (mdsternum)
b.         Lengan horizontal dan disangga
c.          Kantong manset pada arteri brakhialis
d.         Pengempisan tidak terlalu cepat dan tidak menghentikan pengempisan manset di antara systole dan diastole.
e.          Bila hasil tidak normal dilakukan pengulangan 2 kali dan hitung rata-ratanya.

Aspek Keterampilan
  1. Menyiapkan alat
a.       Tensimeter
b.      Stetoskop
c.       Status ibu
d.      Alat Tulis
  1. Menyiapkan Lingkungan
a.       Tempat tidur tempat ibu berbaring
b.      Meletakkan kursi untuk pemeriksaan di dekat tempat tidur ibu
  1. Menyiapkan ibu
a.       Menyapa ibu dengan sopan sesuai dengan kondisi
b.      Memberi informasi kepada ibu tentang tujuan dan maksud pemeriksaan
c.       Mempersilakan ibu berbaring di tempat tidur
d.      Member tahu prosedur pemeriksaan
  1. Melaksanakan Prosedur pemeriksaan 
-          Menyingsingkan lengan baju ibu pada lengan yang tidak aktif
-           Memasang manset tensimeter  pada lengan atas, kira-kira 3 cm di atas fossa kubiti dengan pipa karet diletakkan di sebelah luar lengan, dan tensimeter diletakkan di atas tempat tidur, kemudian membuka kunci air raksa pada tensimeter.
-          Memakai stetoskop untuk mendengarkan denyut arteri brakhialis
-          Meraba denyut arteri brakhialis dengan ujung jari tengah dan jari telunjuk, ibu tidak diperkenankan menggenggam atau mengepalkan tangan.
-          Meletakkan piring stetoskop pada arteri brakhialis
-          Mengunci skrup balon udara
-          Memompa manset melalui balon udara sampai denyut arteri brakhialis  tidak terdengar lagi.
-          Mendengarkan bunyi denyutan arteri sampil membuka skrup balon udara untuk menurunkan tekanan manset pada lengan, dilakukan secara perlahan.
-          Menentukan bunyi jantung systole dan diastole dengan cara :
·                      Bunyi denyut arteri pertama yang terdengar adalah systole
·                      Bunyi denyut arteri yang terdengar terakhir adalah diastole
·                      Menutup kunci air raksa dan membuka manset
·                      Merapikan manset dan mengunci tensimeter dengan aman.
-          Menganalisis hasil pemeriksaan
·         Tekanan darah normal : bila perubahan tekanan darah sebelum hamil dan saat hamil berkisar 10 mmHg
·         Tekanan darah tinggi : systole ≥ 140 mmHg, diastole > 100mmHg
·         Tekanan darah rendah : systole ≤ 90 mmHg
-          Merapikan lengan baju ibu
-          Merapikan alat
-          Mencatat hasil pemeriksaan ke dalam status ibu.

D.    MENGHITUNG PERNAPASAN

1.   Pengertian
Pernapasan internal merupakan upaya tubuh untuk memasukan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida (system metabolisme tubuh). Pernapasan yang normal dapat diobservasi dari frekuensi per menit, kedalaman, keteraturan dan tanda-tanda yang menyertai, seperti bunyi napas dan bau napas (Johnson dan Tailor, 2005)
Dalam keadaan istirahat, pernapasan orang dewasa normal berkisar 12-20 kali dalam 1 menit. Setiap orang dapat mengendalikan pernapasan secara individual dalam waktu tertentu, misalnya pada waktu berenang, bernyanyi, berpidato, lari cepat, dan sebagainya. Dalam kondisi normal, pernapasan berlangsung secara otomatis.


2.   Tujuan
Tujuan menghitung pernapasan :
a.       Mengetahui keadaan umum pasien
b.      Mengetahui jumlah dan sifat pernapasan dalam 1 menit
c.       Mengikuti perkembangan penyakit
d.      Membantu menegakkan diagnose

3.   Faktor-faktor yang mempengaruhi
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi pernapasan, yaitu :
a.       Kondisi kesehatan yang menyebabkan gangguan pada organ napas dan berhubungan dengan pernapasan, misalnya infeksi pada paru-paru.
b.      Pemakaian obat-obatan, misalnya obat penenang, narkotika, analgetik, yang dapat menurunkan kedalaman pernapasan. Kecepatan pernapasan berhubungan dengan kecepatan denyut nadi dengan perbandingan satu kali bernapas lebih kurang 4 kali denyut nadi. Dalam keadaan suhu tubuh meningkat, kecepatan bernapas juga meningkat karena tubuh berupaya melepaskan kelebihan panas. Pusat pernapasan berada pada medulla oblongata pada tengkorak. Apabila tekanan pada tengkorak kepala bertambah akan mempengaruhi pernapasan menjadi tidak teratur. Dalam keadaan anemia, ketika terjadi penurunan jumlah sel-sel darah merah daya angkut oksigen dalam darah berkurang untuk mengompensasi jumlah pemasukan oksigen ke dalam tubuh maka frekuensi pernapasan bertambah cepat.

4.   Prosedur Pelaksanaan
a.       Persiapan alat :
1)      Arloji tangan dengan jarum detik atau layar digital atau polsteller
2)      Buku catatan dan alat tulis
b.      Langkah-langkah
1)      Tempatkan alat di samping klien
2)      Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
3)      Cuci tangan
4)      Letakkan lengan klien pada posisi rileks menyilang abdomen atau dada bagian bawahnya atau tempatkan tangan pemeriksa  langsung pada abdomen atas klien
5)      Observasi siklus pernapasan lengkap (sekali inspirasi dan sekali ekspirasi)
6)      Setelah siklus terobservasi, lihat pada jarum detik jam tangan dan hitung frekuensinya
7)      Jika irama teratur, hitung respirasi 30 detik dn kalikan dua
8)      Jika pernapasan tidak teratur, hitung satu menit penuh
9)      Saat menghitung, catat kedalaman pernapasan
10)  Cuci tangan
11)  Dokumentasi


E.     Rangkuman
1.      Pemeriksaan empat gejala cardinal dibagi menjadi empat macam, meliputi : pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan denyut nadi, pemeriksaan tekanan darah, dan pemeriksaan pernapasan.
2.      Menurut Johnson dan Taylor (2005) suhu tubuh adalah keseimbangan antara panas yang diperoleh dan panas yang hilang. Nilai normal suhu tubuh menurut Dubois (1948) dalam Johnson dan Taylor ( 2005 ) antara 35,8°-37°  C. Pengukur suhu tubuh dapat dilakukan melalui oral, rectal dan aksila.
3.      Denyut nadi adalah pelebaran dan recoil arteri elastis berirama pada saat ventrikel memompakan darah kedalam sirkulasi. Nadi teraba diseluruh bagian tubuh tempat arteri dapat dipalpasi diatas bagian yang keras, biasanya tulang. Pengkajian nadi meliputi frekuensi, volume, dan keteraturan.
4.      Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung darah (dan pembuluh Ethel, 2003: 238). Tekanan darah rata-rata pada pria dewasa muda adalah sistolik 120 mmHg dan diastolic 80 mmHg, biasanya ditulis 120/80. Tekanan darah pada wanita dewasa muda, baik sistolik maupun diastolic biasannya lebih kecil 10 mmHg dari tekanan darah laki-laki dewasa muda (Ethel, 2003: 240).
5.      Pernapasan internal merupakan upaya tubuh untuk memasukan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida (system metabolisme tubuh). Pernapasan yang normal dapat diobservasi dari frekuensi per menit, kedalaman, keteraturan dan tanda-tanda yang menyertai, seperti bunyi napas dan bau napas (Johnson dan Tailor, 2005). Dalam keadaan istirahat, pernapasan orang dewasa normal berkisar 12-20 kali dalam
1 menit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar